Minggu, 22 Oktober 2017

YANTRA CAKRA SIWA NATA RAJA



 CAKRA SIWA NATA RAJA ( PERPUTARAN IRAMA TARIAN KEHIDUPAN YANG DIBIMBING ILEH SIWA SEBAGAI RAJA PENARI)


Tarian Siwa itu terdiri dari lima kombinasi yang tak henti-hentinya bekerja yang disebut PancaKriya :
Dalam gambar tampak lingkaran sempurna atau roda cakra yang di kelilingi api-siwa (Siwaagni) yang di dalamnya terbagi menjadi lima ruang dengan pusat sumbu yang menyimbolkan lima pekerjaan Siwa disebut Panca Kriya atau Siwa Panca Kriya, yang terdiri atas : 1. Sristhi, 2. Stithi, 3. Tirobhawa, 4. Anograha, dan 5. Sambhara. Api Siwa yang mengelilingi roda cakra menyimbolkan api untuk kehidupan yaitu : unsur teja yang berada pada setiap makhluk (Bhuana Alit) serta Bhuana Agung sebagai panas bumi dan matahari.
Ruang ke-1. Ruang Sristhi (=penciptaan) yang disimbolkan dengan warna putih
Warna putih dapat menyimbolkan kesucian, menyimbolkan awal mula kehidupan dari sesuatu yang suci, dharma dan kewajiban, serta penciptaan yang senantiasa keluar dari-nya. Demikian pula putih menyimbolkan sinar matahari yang menghidupkan makhluk di bumi.
Bila di hubungkan dengan tarian Siwa, hal ini dinyatakan dengan tangan kanan atas yang membawa daharu (tambur) yang berbunyi dengan sangat teratur yang menyatakan keteraturan cptaan-nya
Ruang ke-2. Ruang Stithi (=pemelihara) yang disimbolkan dengan warna hijau
Warna hijau menyimbolkan terpeliharanya makhluk hidup, ibarat daun tanaman yang subur. Ibarat warna hutan/gunung yang subur dengan warna hijau.
Bila dengan dihubungkan dengan tarian Siwa, hal itu berarti: beliau memelihara ciptaan-Nya, ini dinyatakan dengan tangan kanan bawah dalam sikap Abhava Mudra, yang menyatakan “janganlah takut”.
 Ruang ke-3. Ruang Tirobhawa (=pengampunan) yang disimbolkan dengan warna kuning cerah
Warna kuning menyimbolkan keadaan yang optimis, ceria, semangat tidak menyerah. Makhluk hidup diberikan kebebasan dalam bertindak sampai jiwanya benar-benar matang. Makhluk ciptaan beliau (Siwa) sering kali tidak mengetahui tindakannya benar atau salah, maka beliau dalam batas-batas tertentu dapat mengampuni kekeliruan/kesalahan dari perbuatan makhluk hidup itu.
Bila dihubungkan dengan tarian Siwa, hal ini berarti: memberikan pengampunan yang samar-samar, tidak langsung memperlihatkan pembenaran, hingga dengan demikian, dia memberikan pengalaman dan perkembangan dalam hidup  hingga yang dicptakan-Nya itu, dapat menentukan nasibnya sendiri.ini diperlihatkan dengan kaki kanan-Nya berada di atas pada orang yang tidak berdaya, atau pada yang tidak berpengetahuan, “ Apasmarapurusha”.
Ruang ke-4. Ruang Anograha (=pemberkatan) yang disimbolkan dengan berbagai warna atau pelangi
Warna pelangi terdiri atas berbagai warna, baik warna merah, oren, kuning, hijau, biru, dan ungu. Warna ini menyimbolkan keaneka ragaman dalam kehidupan, nasib dan takdir seseorang ( makhluk hidup). Profil individual yang satu tidak pernah sama dengan individu lainnya. Hal yang sama juga terjadi pada seseorang yang menerima penganugrahan dan pemberkatan serta pembebasan. Keadaan ini dapat disamakan dengan tingkat kematangan kepribadian seseorang, dimana pemberkatan yang berbeda-beda di terima dari beliau apabila jiwa ini telah matang.
Bila dihubungkan dengan tarian Siwa, maka itu adanya penganugrahan, pemberkatan, memberikan pengetahuan dan memotong hal-hal pengikat siapapun. Ini diperlihatkan dengan mengangkat kaki kiri-Nya dan dan menurunkan tangan kiri-Nya. Ini disebut “Gajahasta Mudra”
Ruang ke-5. Ruang Sambhara (=peleburan) yang disimbolkan dengan warna oranye-kemerahan
Warna oranye-merah menyala menyimbolkan bahwa suatu ciptaan itu ketika akan dimusnahkan juga menjadi unsur-unsur Pancabhuta dengan pembakaran api, sehingga wujudnya menjadi berubah atau menghilang. Hal ini ibarat tanaman yang habis terbakar dengan api yang dahsyat, artinya merusak, meniadakan atau menyerap.
Bila di hubungkan dengan tarian siwa, maka hal ini dinyatakan dengan api pada kiri tangan atas yang bersikap ardhacandra mudra, seperti setengah bulan ( nama panah, nama gelar perang).
Warna dasar biru dan biru muda menyibolkan alam semesta yang diciptakan oleh-Nya.
Warna dasar biru tua menyibolkan  alam yang tidak terbatas, alam yang tidak terpikirkan beliau adalah sangat rahasia dan penuh misteri.
Demikian roda cakra kehidupan akan mengalami perputaran terus terutama unsur rohani (jiwa), dimana hal itu diulangi lagi dengan siklus penciptaan kembali dan seterusnya untuk mencapai kematangan jiwa. Cakra Siwa Nata Raja sebagai perputaran irama kehidupan yang dibimbing oleh  Siwa, dimana Bhuana Alit dan Bhuana Agung harus tunduk pada putaran (Siklus) atau irama tarian penciptaan, hidup, pematangan jiwa, atas pemberkatan dan menuju prelina dan penciptaan kembali dan seterusnya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar