CAKRA SIWA NATA RAJA ( PERPUTARAN IRAMA TARIAN
KEHIDUPAN YANG DIBIMBING ILEH SIWA SEBAGAI RAJA PENARI)
Tarian
Siwa itu terdiri dari lima kombinasi yang tak henti-hentinya bekerja yang
disebut PancaKriya :
Dalam
gambar tampak lingkaran sempurna atau roda cakra yang di kelilingi api-siwa
(Siwaagni) yang di dalamnya terbagi menjadi lima ruang dengan pusat sumbu yang
menyimbolkan lima pekerjaan Siwa disebut Panca
Kriya atau Siwa Panca Kriya, yang
terdiri atas : 1. Sristhi, 2. Stithi, 3. Tirobhawa, 4. Anograha, dan 5.
Sambhara. Api Siwa yang mengelilingi roda cakra menyimbolkan api untuk
kehidupan yaitu : unsur teja yang
berada pada setiap makhluk (Bhuana Alit) serta Bhuana Agung sebagai panas bumi
dan matahari.
Ruang ke-1. Ruang Sristhi
(=penciptaan) yang disimbolkan dengan warna putih
Warna
putih dapat menyimbolkan kesucian, menyimbolkan awal mula kehidupan dari
sesuatu yang suci, dharma dan kewajiban, serta penciptaan yang senantiasa
keluar dari-nya. Demikian pula putih menyimbolkan sinar matahari yang menghidupkan
makhluk di bumi.
Bila di hubungkan dengan tarian
Siwa, hal ini dinyatakan dengan tangan kanan atas yang membawa daharu (tambur)
yang berbunyi dengan sangat teratur yang menyatakan keteraturan cptaan-nya
Ruang ke-2. Ruang Stithi
(=pemelihara) yang disimbolkan dengan warna hijau
Warna
hijau menyimbolkan terpeliharanya makhluk hidup, ibarat daun tanaman yang
subur. Ibarat warna hutan/gunung yang subur dengan warna hijau.
Bila
dengan dihubungkan dengan tarian Siwa, hal itu berarti: beliau memelihara ciptaan-Nya,
ini dinyatakan dengan tangan kanan bawah dalam sikap Abhava Mudra, yang
menyatakan “janganlah takut”.
Ruang
ke-3. Ruang Tirobhawa (=pengampunan) yang disimbolkan dengan warna kuning cerah
Warna
kuning menyimbolkan keadaan yang optimis, ceria, semangat tidak menyerah.
Makhluk hidup diberikan kebebasan dalam bertindak sampai jiwanya benar-benar
matang. Makhluk ciptaan beliau (Siwa) sering kali tidak mengetahui tindakannya
benar atau salah, maka beliau dalam batas-batas tertentu dapat mengampuni kekeliruan/kesalahan
dari perbuatan makhluk hidup itu.
Bila dihubungkan dengan tarian
Siwa, hal ini berarti: memberikan pengampunan yang samar-samar, tidak langsung
memperlihatkan pembenaran, hingga dengan demikian, dia memberikan pengalaman
dan perkembangan dalam hidup hingga yang
dicptakan-Nya itu, dapat menentukan nasibnya sendiri.ini diperlihatkan dengan
kaki kanan-Nya berada di atas pada orang yang tidak berdaya, atau pada yang
tidak berpengetahuan, “ Apasmarapurusha”.
Ruang ke-4. Ruang Anograha (=pemberkatan)
yang disimbolkan dengan berbagai warna atau pelangi
Warna
pelangi terdiri atas berbagai warna, baik warna merah, oren, kuning, hijau,
biru, dan ungu. Warna ini menyimbolkan keaneka ragaman dalam kehidupan, nasib
dan takdir seseorang ( makhluk hidup). Profil individual yang satu tidak pernah
sama dengan individu lainnya. Hal yang sama juga terjadi pada seseorang yang
menerima penganugrahan dan pemberkatan serta pembebasan. Keadaan ini dapat
disamakan dengan tingkat kematangan kepribadian seseorang, dimana pemberkatan
yang berbeda-beda di terima dari beliau apabila jiwa ini telah matang.
Bila dihubungkan dengan tarian
Siwa, maka itu adanya penganugrahan, pemberkatan, memberikan pengetahuan dan
memotong hal-hal pengikat siapapun. Ini diperlihatkan dengan mengangkat kaki
kiri-Nya dan dan menurunkan tangan kiri-Nya. Ini disebut “Gajahasta Mudra”
Ruang ke-5. Ruang Sambhara
(=peleburan) yang disimbolkan dengan warna oranye-kemerahan
Warna
oranye-merah menyala menyimbolkan bahwa suatu ciptaan itu ketika akan
dimusnahkan juga menjadi unsur-unsur Pancabhuta
dengan pembakaran api, sehingga wujudnya menjadi berubah atau menghilang. Hal
ini ibarat tanaman yang habis terbakar dengan api yang dahsyat, artinya
merusak, meniadakan atau menyerap.
Bila di hubungkan dengan tarian
siwa, maka hal ini dinyatakan dengan api pada kiri tangan atas yang bersikap
ardhacandra mudra, seperti setengah bulan ( nama panah, nama gelar perang).
Warna
dasar biru dan biru muda menyibolkan alam semesta yang diciptakan oleh-Nya.
Warna
dasar biru tua menyibolkan alam yang
tidak terbatas, alam yang tidak terpikirkan beliau adalah sangat rahasia dan
penuh misteri.
Demikian
roda cakra kehidupan akan mengalami perputaran terus terutama unsur rohani
(jiwa), dimana hal itu diulangi lagi dengan siklus penciptaan kembali dan
seterusnya untuk mencapai kematangan jiwa. Cakra Siwa Nata Raja sebagai
perputaran irama kehidupan yang dibimbing oleh
Siwa, dimana Bhuana Alit dan Bhuana Agung harus tunduk pada putaran
(Siklus) atau irama tarian penciptaan, hidup, pematangan jiwa, atas pemberkatan
dan menuju prelina dan penciptaan kembali dan seterusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar